Tuesday, November 1, 2011

Masuklah salah satu dari 7 golongan teristimewa




oleh Aid Abdullah al-Qarni
Abu Hurairah ra menuturkan, aku mendengar Rasulullah shallahu alaihi wassalam bersabda, "Tujuh macam manusia yang akan mendapat naungan Allah dalam naungan-Nya pada hari yang tidak ada naungan selain naungan-Nya. Mereka adalah seorang pemimpin yang adil, seorang pemuda yang tumbuh berkembang dalam ibadah kepada Allah, dua orang yang saling mencintai kerana Allah, berkumpul kerana Allah, dan berpisah karena Allah, seseorang berzikir kepada Allah dalam kesendirian dan kemudian bercucuran air matanya, seseorang yang hatinya terpaut pada masjid-masjid, seseorang yang bersedekah dan menyembunyikan (sedekahnya) itu hingga tangan kirinya tidak tahu apa yang disedekahkan oleh tangan kanannnya,seseorang yang ketika digoda oleh seseorang wanita yang bermartabat dan cantik jelita, ia menjawab, "Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam".
 Adapun golongan pertama, adalah golongan pemimpin yang adil. Mereka itu adalah setiap orang yang berbuat adil terhadap orang-orang yang dipimpinnya.Bahkan,menurut sebagian ulama, seorang guru yan berbuat adil terhadap murid-muridnya  maka ia termasuk orang yang adil, sebagaimana dimaksud oleh hadith ini.Ketika seorang guru menguji murid-muridnya, misalnya kemudian ia menilai hasil ujian mereka dengan adil, maka ia termasuk orang yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak naungan lain selain naungan-Nya.
Setiap mukmin hendaklah berusaha sebaik mungkin agar dirinya memiliki salah satu sifat dari ketujuh golongan ini. Lebih baik lagi jika ia mampu memiliki dua, atau tiga dari ketujuh sifat itu.Ia sangat mudah bagi siapa saja yang dimudahkan Allah bahkan sangat ringan bagi siapa yang dirinya diringankan Allah Ta'ala.
Perkataan Rasulullah shallahu alaihi wassalam ini adalah pernyataan bahwa pada hari kiamat kelak tidak ada tempat bernaung satupun selain naungan Allah. Begitulah, pada hari kiamat kelak tidak ada naungan, tak ada pohon, tak tempat berteduh, dan tak ada sesuatu pun yang dapat melindungi manusia dari bahang terik matahari yang pada saat itu terlampau dekat dengan kepala seluruh manusia.
وعن الْمِقْدَادُ بْنُ الأَسْوَدِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ: " تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُونَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيلٍ ». قَالَ سُلَيْمُ بْنُ عَامِرٍ فَوَاللَّهِ مَا أَدْرِى مَا يَعْنِى بِالْمِيلِ أَمَسَافَةَ الأَرْضِ أَمِ الْمِيلَ الَّذِى تُكْتَحَلُ بِهِ الْعَيْنُ. قَالَ « فَيَكُونُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِى الْعَرَقِ فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى كَعْبَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى حَقْوَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا ». قَالَ وَأَشَارَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِيَدِهِ إِلَى فِيهِ" أخرجه مسلم .
Al-Miqdad ibn al-Aswad mengatakan, "Aku mendengar Rasulullah shallahu alaihi wassalam mengatakan, "Matahari, pada hari kiamat kelak, akan sangat dekat dengan kepala manusia, dan bahkan, jarak antara matahari dan manusia saat itu, hanya satu batu ( mil ) saja. Sulaim ibnu 'Aamir berkata, "Aku tak tahu apa yang dimaksudkan dengan ukuran batu di sini.  Adakah ia jarak satu batu atau 'mil' yang digunakan untuk celak mata. Sabda baginda lagi, " Lalu keadaan manusia berpeluh ketika itu pun mengikut kadar amalan masing-masing. Ada yang peluhnya sampai ke mata kaki,  ada yang sampai ke lututnya, ada yang sampai ke pinggangnya dan ada yang sampai peluhnya masuk ke mulutnya- sambil Rasulullah sallahu alaihi wasallam menunjuk ke mulut baginda.
Disebutkan, pada hari itu Yang Maha Perkasa nampak dengan segala keagungan-Nya dan kebesaran-Nya duduk di singgahsana yang amat agung. Menurut sebuah riwayat, saat itu, singgasana Allah ini dipikul oleh lapan malaikat dan Allah berada di atasnya dengan segala keagungan, kebesaran, kemuliaan-Nya yang tiada bandingan sedikitpun. Semua itu tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Entah bagaimana, di mana, seperti apa, dan laksana apa? Yang jelas, Dia akan bertahta di singgasana-Nya sebagaimana disebutkan dalam al-Qur'an.
Kemudian, dari atas singgasana-Nya itu, Allah akan menyeru dengan suara-Nya yang terdengar oleh mereka yang dekat dan mereka yang jauh. "Akulah  Maharaja dari segala maharaja" - yang Mahasuci lagi Maha Agung. Dialah Raja, yakni sebagaimana ditegaskan dalam al-Qur'an, "Yang menguasai Hari Pembelasan". (QS : al-Fatihah : 3). Ertinya, tidak ada raja selain Dia.
Dalam sebuah hadith Qudsi, disebutkan Allah Ta'ala, berfirman : "Akulah  Raja, di manakah raja-raja dunia?". Kemudian Dia mengulanginya lagi hingga tiga kali, "Akulah Sang Raja, dimanakah raja-raja dunia?".
Lalu Dia bertanya, "Milik siapakah kekuasaan pada hari ini? Milik siapakah kekuasaa hari ini? Miliki siapakah kekuasaan pada hari ini? Lantas, Allah menjawabnya sendiri seraya berkata, "Hanya kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan". (QS : Ghafir : 16)
Sesaat kemudian, Allah Ta'ala mengawali panggilannya. Dia berkata, "Mana orang-orang yang cinta-mencintai dalam kebesaran-Ku? Pada hari ini, aku akan menaungi mereka dalam naungan-Ku,sedang hari ini tidak ada naungan selain naungan-Ku".
Hadith ini diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. Menurut riwayat ini, ketika seluruh manusia - dari sejak dahulu kala, hingga akhir zaman nanti - dikumpulkan menjadi satu, Allah aka menyeru mereka. Dia akan berkata, "Mana orang-orang saling mencintai dalam kebesaran-Ku? Pada hari ini, aku akan menaungi mereka dalam naungan-Ku. Maka, bangkitlah orang-orang itu menuju Allah Azza Wa Jalla

No comments: